.---TERUS BERJALAN, BIARKAN CAHAYA TERTUTUP AWAN, MENUTUPI ANGAN, DITENGAH IMPIAN, DALAM KEYAKINAN, MUNGKIN TERWUJUDKAN, KETIKA MENYATAKAN TINDAKAN.---.

Kamis, 17 Oktober 2013

Skenario The Other


THE OTHER
     1.   EXT. HUTAN – SORE

Kamera mengambil gambar hutan secara extablish. JOE mengarahkan pistolnya ke arah IAN yang tak berdaya bersandar di pohon. Nampak rasa ragu, cemas, amarah yang tak terkendali dan gemetar dari ekspresi Joe. Ketika Joe hendak mengeksekusi, tiba-tiba terdengar suara.

HANI (O.S)
Kenapa kamu membunuhnya?

Joe menengok kesamping kirinya dengan tatapam yang tajam.

     2.   INT. SEBUAH RUANGAN – DAY

Cahaya masuk dari jendela. Seorang wanita, HANI dan Joe saling berdiri menghadap jendela melihat kearah luar. Jendela sumber cahaya itu ada dua, letaknya disisi yang sama jaraknya agak saling jauh dalam satu ruang tersebut. Hani terus menanyakan banyak hal pada Joe. Joe terlihat seperti tidak terjadi apa-apa.

HANI
(menatap tajam Joe)

JOE
(mebalikan wajah menghadap jendela, mengelak)
Tidak tahu.

HANI
Bagaimana bisa, tidak tahu?

JOE
Manusia tahu bahwa ia tidak tahu, dan manusia tidak tahu bahwa ia tahu

HANI (CONT’D)
(curiga)
Apa maksudmu?

     3.   INT. RUANG TV, RUMAH – NIGHT

Terdengar SUARA TV. Joe menonton TV duduk dikursi dengan terdiam. Tanpa suara. Pandangannya hanya menatap TV. Terlihat seperti orang melamun. Ada beban dalam pikirannya yang kita tidak ketahui.

     4.   EXT. HALAMAN, KAMPUS – MORNING

Kamera sebagai POV Joe- bergerak ke arah tangga. Kembali Kamera Objektif. Joe berjalan, tatapan mata nya tajam. Melihat sekitarnya. Matanya memakai sifat. Ia terlihat sebagai seseorang psikopat. Ia seorang perfeksionis yang selalu menilai buruk hal disekitarnya. Di langkah pertama menaiki tangga ke arah gedung. Terdapat beberapa lukisan tembok bergambarkan ambstrak. NARASI: dari dialog antara Joe dengan Hani berlanjut.

JOE (O.S)
Sungguh tidak adil, manusia dilahirkan dengan kepintaran, sekaligus ketotolan ketika mereka berpura-pura menjadi seorang manusia yang mengaku tahu?

CUT TO :

4.1  INT. SEBUAH RUANGAN – DAY

Hani menatap Joe dengan sinis. Ia nampak ekspresi menolak.

HANI
(menghadap jendela)
Tidak ada manusia yang sempurna

JOE(CONT’D)
(menengok ke Hani ,ekspresi tidak suka)
Hem. Kenapa?
BACK TO : Scene 4

4. EXT. HALAMAN, KAMPUS – MORNING

Di stage tangga yang pertama terdapat 3 orang laki-laki, sedang bersenang-senang, liar, tertawa. Masing-masing dengan rokoknya, tampak ke egoisan di wajah mereka. Terlihat setengah mabuk. Mereka berbicara tidak karuan. Ada botol plastik biasa berisi air yang berwarna seperti miras. Mereka memaksa salah satu dari mereka minum sampai habis dengan tertawa setengah mabuk. Memegang sembunyi sebuah bungkusan kecil yang diduga narkoba.

ORANG 1
(setengah mabuk)
Nih, broo. Obat untuk dapetin inspirasi.
(memaksa Orang 2 meminum)
Kalo kamu minum ini, stress bakal ilang, inspirasi kayak apa aja bakalan dateng.hahaha

ORANG 2
(Meminum dengan dengan teburu-buru)

ORANG 3
(merokok sambil ikut tertawa)
(tangannya memegang sebuah bungkusan kecil yang langsung iya masukkan ke dalam saku)

Joe yang memperhatikannya dengan tatapan benci, sambil terus berjalan perlahan menaiki tangga. NARASI: lanjutan dari dialog scene 4.1

JOE (O.S)
Kenapa manusia harus mengetahui bahwa manusia tidak sempurna?. Sehingga manusia terus saja merusak dirinya dengan semua ketololan yang mereka benarkan. Mereka tahu, tetapi mereka terlalu mendewakan ketololannya. Itulah yang membuat manusia nampak tidak sempurna.

Di stage tangga kedua. Ada Sepasang kekasih yang sedang ribut. Mereka terlihat sangat berselisih paham. WANITA terus menyalahkan IAN. Ian terlihat begitu emosi. Mereka tidak memperdulikan orang – orang di sekitarnya. Joe memperhatikannya dengan tatapan penuh kebencian.

WANITA
(marah, setengah menangis)
Kenapa kamu kayak gitu? Terus aja sibuk dengan urasan mu. Oh, atau mungkin kamu sedang banyak janji dengan cewe lain, iya?.

IAN
(emosi)
Terus, terus aja kamu nyalahin aku. Kamu selalu minta dimengerti. Kalo iya, emang kenapa? Ga suka? Ga seneng? OO. Lalu kamu ngapain? Lagi berduaan dengan gebetan baru kamu.
(membanting sesuatu)

WANITA
Dasar cowo bajingan ya kamu

IAN
Kalo aku bajingan, kamu apa? Ratu? Hah,

WANITA
(nangis, menampar Ian)

IAN
(kesal keinginan untuk membalas)

Joe yang memperhatikan dengan eksperi kebencian. Melihat Ian. Ian melihat Joe dengan perasaan yang masih emosi kemudian ia pergi. Joe melanjutkan perjalanan.

CUT TO :
   4.2  INT. SEBUAH RUANGAN – DAY

HANI
Hehm, kamu tidak membiarkan dirimu untuk mengerti.

JOE
(menatap Hani)

HANI
manusia yang belum mengerti dirinya, tidak mungkin bisa mengerti orang lain

JOE
(mengelak)
Omong kosong

BACK TO :

    
     5.   INT. LANTAI BAWAH, GEDUNG – MORNING

     Joe, masuk melalui pintu. Di ruang tersebut ada tangga. Ada kursi memanjang tempat menunggu atau bersantai. Disana ada 5orang yang duduk berjajar. Mereka sibuk dengan HP nya. Tidak ada yang saling menyapa. Mereka fokus memainkan HP di tangannya. Terus,yang ada adalah respon wajah mereka ketika memainkan HP. Joe hanya melihat dengan tatapan yang sinis. Lalu, naik ke atas melalui tangga.

     6.   INT. LANTAI 2, GEDUNG – MORNING

Tiba di lantai 2. Seseorang (IAN) tergeletak di lantai di bawah cahaya dari jendela. Wajahnya tidak menghadap ke Joe. Joe menghampiri. Ia membalikan wajahnya terlihat wajah Ian. Ekspresi Joe tercengang

Flashback:

6.1. INT. KAMAR, RUMAH – NIGHT
    
Hubungan seksual sesama jenis antara Joe dan Ian. Kamera tidak memperlihatkan detil. Hanya menjadi penanda bahwa mereka melakukan hubungan seks. Ekspresi Joe yang menolak namun ia tidak bisa melawan dan Ian terlihat seperti lelaki yang penuh amarah memaksa Joe.

Back To 6

Masih melihatkan ekspresi wajah Joe yang tercengang. Ada rasa takut dalam dirinya hanya saja ia tidak mengetahuinya. Dan Ian seperti membeku / mati. Kemudian Joe lari ketakutan naik kelantai  atas yang disebut sebuah ruangan.

     7.   INT. SEBUAH RUANGAN – DAY

Sampai disana ia mendekati jendela dengan rasa takut dan bingung. Nampak lelah. Seseorang (Hani) menghampiri menghadap jendela yang lain. Hani menanyakan banyak hal ke Joe. Lanjutan dari 4.2.

HANI
(senyum picik)
Bodoh, apa kamu sudah mengerti sekarang?


JOE
(cemas, takut)
Kenapa bisa bayangan itu muncul saat aku melihatnya? Apa yang terjadi disini?

HANI
Rasa benci dihatimu lah yang membuat semua ini terjadi

JOE
(menatap Hani)

     8.   INT. RUANG TV, RUMAH – NIGHT

SUAR TV. Joe menonton Tv. Terdiam. Tanpa suara. Terlihat sperti orang yang mempunyai masalah berat. Matanya sayup. Pikirannya hampa. Dibelakang Joe. In Frame Ian keluar dari kamar telanjang dada. Sedang memakai celanannya. Kemudian Ian out frame. Joe melihatnya dengan pandangan yang penuh kebencian.

     9.   INT. SEBUAH RUANGAN – DAY

HANI
Kebencian lah membuat manusia tidak sempurna

JOE
Kenapa? Apa yang salah dengan diriku?  
(ekspresif)

HANI
Hanya kamu yang mengerti dirimu

    10.  EXT. HALAMAN, KAMPUS – MORNING

Joe berjalan di stage tangga yang pertama. Terlihat 3 orang laki-laki yang diam duduk berjejer. Diam, mata mereka penuh kebencian. Mereka tidak melakukan apa-apa. Mata Joe tidak memperlihatkan kebencian lagi tetapi melihatkan keheranan dan kecemasan. Ketika Joe memperhatikan mereka. mereka hanya saling terdiam dengan tatapan yang kosong. Terlihat seperti mayat hidup. Kemudian mereka melihat Joe dengan tatapan yang tajam. Sinis.

Di stage tangga yang kedua, Wanita terlihat sedih karena kehilangan cintanya. Ia menangis, tidak terlalu nampak. Joe melihatnya dengan heran.

    11.  INT. LANTAI BAWAH, GEDUNG – MORNING

Disana 5 Orang yang saling berbincang satu sama lain. Mereka memegang HP ditangannya. Tetapi pandangan mereka tetap Hampa ketika saling berbicara, kaku. Joe hanya melihat dengan heran. Kemudian mereka menghentikan obrolannya dan melihat Joe dengan tatapan yang sinis. Joe sangat bingung, lalu Ia menaiki tangga.

    12.  INT. KELAS, GEDUNG – MORNING

Joe memasuki kelas. Duduk dikursi belakang di serong kanan depannya duduk Hani. Disekitarnya orang-orang dengan tatapa mata kosong mata mereka diberi sifat. Dosen sedang memberikan materi. Pandangan Joe terus mengarah ke Hani.

DOSEN
(membaca materi dalam laptop)
Aturan 180 derajat itu sangat penting dalam sebuah film. karena itu lah yang menjaga kontinuitas sebuah film, sehingga penonton tidak di bingungkan oleh pergerakan frame dan bisa memhami arah cerita. Karena itu aturan itu menjadi patokan dalam pengambilan gambar.

JOE
(protes, berdiri)
Maaf, pak. Bagaimana bisa aturan itu di jadikan patokan. Sedang kan film adalah sebuah bentuk karya seni. Seni itu adalah bentuk ekspresi jiwa yang bebas. Jika aturan itu di jadikan sebuah patokan, matilah para seniman.

DOSEN
(mennyilangkan tangan)

JOE
Lagi pula, penonton kita sudah sangat pandai. Bukan lagi penonton tahun 50 an saat usmar ismail masih harus mendikte penontonnya. Masih kah kita harus menyalin setiap kata dalam buku lama. Seperti yang bapak lakukan saat mengajar.

Joe tersenyum sinis ke dosen. Orang-orang di sekitarnya melihat Joe dengan sinis. Kemudian Joe mengarahkan pandangannya lagi ke Hani yang duduk tenang di depannya. Hani sempat melirik ke Joe dan tersenyum kecil. Joe tersenyum sembunyi ke Hani. Tiba-tiba Ian duduk di samping Hani memotong pandangan Joe. Ian Menggoda Hani CU memberikan sebuah KADO ke Hani. Joe duduk kembali, mulai melihat mereka dengan tatapan tajam. Dan saat Joe duduk, kamera memperlihatkan Hani duduk disamping kiri Joe.

HANI
Kenapa kamu begitu yakin dengan yang kau pikirkan.

JOE (CONT’D)
(kaget, menoleh kesamping)

    13.  INT. SEBUAH RUANGAN – DAY

JOE
(menatap Hani)

HANI
Kenapa kamu begitu yakin dengan yang kau pikirkan, sedangkan kamu Tahu bahwa sebenarnya kamu Tidak Tahu

JOE
(menoleh ke Hani, mendesak)
Sepertinya aku pernah melihat Kado itu, Apa yang kamu ketahui tentang diriku?

HANI
Tidak ada

JOE
Kenapa? Kenapa dia seperti mengancamku. Mengusikku. Apa yang terjadi disini

    14.  INT. RUANG TV, RUMAH – NIGHT

Joe mengambil Sebuah senjata, dari laci mejanya. Kemudian Ia memasukannya ke dalam ikat pinggang belakang. Dan pergi.

    15.  INT. LANTAI 2, GEDUNG – SIANG

di lantai 2, terlihat Ian berdiri bersandar tembok. Sambil menghisap rokoknya. Memandang tajam Joe. Tersenyum picik. Joe langsung mengarah ke Toilet.

    16.  INT. TOILET LANTAI 2, GEDUNG – SIANG

Joe memasuki toilet. CU tulisan Tolet laki-laki. Ia buang air kecil. kamera melihatnya dari belakang. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam kamar mandi. Teriakan kecil wanita. Joe langsung menggedor pintunya.

JOE
(menggedor-gedor)
Woii.. siapa di dalem..buka!

Joe pun mendobraknya. Didalam terlihat Seorang Wanita yang putus cinta tadi. Tak berdaya. Joe berusaha membangunkannya. Dan ketika Ia mengambil tangannya. Tangan kanannya keluar darah bercucuran. Tiba-tiba ia berkeringat, gemetar, dadanya terasa sesak dan mual. Kemudian ia menjauhi Wanita itu kearah tempat pembersih tangan. Lalu, mual-mual di bawah keran itu sambil memegangi dadanya.

CUT TO:
16.1 INT. SEBUAH RUANGAN – DAY

JOE
Hematophobia, entah mengapa aku jadi takut ketika melihat darah.

HANI
Ada sesuatu yang terjadi pada dirimu yang membuatmu trauma.

JOE
Entahlah.

Back to 16

Joe masih mual-mual di toilet. Ia mencoba menghilangkan bekas darah di tangannya sambil mual. Kemudian ia mencuci mukanya. Kamera MCU Joe membasuh muka dan ketika tangannya turun mata Joe menjadi tatapan mata yang tajam, memakai sifat. Ia seperti menyimpan dendam. Kemudian Ia keluar.

    17.  INT. LANTAI 2, GEDUNG – SIANG

Ia dengan ekspresi penuh benci, mendekati Ian yang sedang berdiri bersandar di tembok sambil menghisap rokoknya. Ia langsung memukul Ian dengan penuh amarah. Terjadi perkelahian antara mereka. Ian pun kalah, Ian tak berdaya. Joe merogoh sakunya disitu ada Pecahan kaca yang ada darahnya. Kemudian Joe membuang pecahan kaca itu. Dan menarik Ian keluar dari gedung

EXT.
Di Luar gedung, kamera ELS menyoroti Joe menyeret Ian menuju arah Hutan di depan gedung.

HANI(O.S)
Bukan Wanita itu yang membuatmu membunuhnya.

    18.  INT. SEBUAH RUANGAN – DAY

HANI
Ada hal yang lain yang membuatmu berhasrat membunuhnya.

JOE
Lalu, Kenapa aku membunhnya?

HANI
Ada sesuatu yang lain yang kamu salah mengerti.

JOE
(tercengang)

Flash back :

18.1. KAMAR, RUMAH – NIGHT

Hubungan seksual sesama jenis antara Joe dan Ian. Kamera tidak memperlihatkan detil. Hanya menjadi penanda bahwa mereka melakukan hubungan seks. Ekspresi Joe yang menolak namun ia tidak bisa melawan dan Ian terlihat seperti lelaki yang penuh amarah memaksa Joe. Joe pun berteriak.

-    Lalu, Ia terbangun. Ternyata itu hanya mimpi. Ia beranjak dari tempat tidur. Menuju ruang Tv

18.2. INT. RUANG TV, RUMAH – NIGHT

Ia mnyalahkan Tv, setengah sadar. Pandangannya kosong. Ian keluar dari kamarnya. Ian adalah teman satu kos Joe. Ian berniat keluar rumah karenanya Ia mengganti bajunya.


     Back to 18
HANI
(tersenyum picik ke Joe)

JOE
Fuck!
(segera berlari)

JOE berlari mencari Ian ke hutan, Ia baru tersadar. Ia merasa masih bisa membatalkan pembuhannya Ian.

    19.  EXT. HUTAN – SORE

Joe berlari tergesah-gesah ia ingin membatalkan niat dirinya yang lain untuk membunuh Ian.

Sementara dirinya Joe yang lain, Meletakan Ian yang tak berdaya bersandar di pohon. Kemudian Joe mengeluarkan Senjatanya. Mengarahkannya pada Ian.

Joe masih mencari dimana dirinya yang satu lagi.

Dirinya Joe yang lain, melepaskan tembakan ke arah Ian. Darah pun keluar dari tubuh Ian.

Kamera langsung beralih ke Joe yang sedang kebingungan mencari. Terdengar SUARA tembakan. Joe mendekatinya. Dan menemukan Ian sudah mati dengan berlumuran darah. Hanya ada Joe disana. Ia menjadi berkeringat, gemetar, takut dan merasa bersalah. Ia pun mulai mual-mual. Kemudian Ia mencoba berlari sekuatnya. Menghindari rasa bersalahnya dan Ian. Ia terus berlari terseok-seok. Sangat takut, melihat sekitar, takut ada orang yang melihat.

Joe berlari. Kamera memperliahatkan sebatang pohon kecil yang patah berujung lancip menjulang dari tanah. Joe berlari megarah ke sana. Lalu, kakinya tersandung akar pohon dan Joe pun jatuh. MCU Batang itu menancap di tubuh Joe. Joe tersentak.

CUT TO:
    20.  INT. KAMAR, RUMAH – PAGI

Joe tersentak bangun dari tidurnya. Ternyata itu hanya mimpinya. Ia langsung mengangkat dirinya dan duduk di kasur ia melamun. Di meja depan Kasur ada foto Joe dengan Hani dan Kado yang sama seperti yang dilihat di mimpinya. Ia kemudian mengambilnya. Dan tersenyum hampa.

Flashback:

20.1. INT. GEDUNG – DAY
Joe memegang kado itu, berniat memberikannya ke Hani. Namun, ketika ia datang ke Hani. Hani tertangkap sedang berduaan mesra dengan Ian. Joe pun murung. Dan membatalkan niatnya.
     
Back To 20 :

Lalu, Ia beranjak. Mengambil kuas-cat melanjutkan lukisannya di tembok. Kamera mengambil jauh memperlihatkan Joe sedang melukis seorang wanita dengan membawa pisau dan tatapan yang tajam.

     THE END
 by Bagus Mias Putra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar